Selasa, 22 November 2011

Si Mungil Echa

Namaku Dion, aku seorang siswa kelas 2 di salah satu SMA di kota Palangkaraya. Kali ini aku ingin memnceritakan pengalaman ngentotku dengan seorang siswi SMP. Namanya Echa, wajahnya cantik dan bertubuh mungil, dan menurutku Echa sangat seksi. Walaupun dia masih SMP tapi Echa sudah pintar berdandan dan cara berpakaian dengan gaya oke, sehingga dia terlihat seksi. Awalnya aku kenalan dengan Echa di rumah Andy. Andy mempunyai seorang adik cewek dan Echa adalah teman adiknya Andy. Waktu itu aku main kerumah Andy, dan kebetulan waktu itu ada Echa yang lagi ngerjain tugas bareng adiknya Andy. Dari pertama aku melihat Echa, aku langsung terpesona dengan wajah cantiknya, tubuh mungil dan gayanya yang centil.
Aku mengajaknya kenalan dan dari situlah awal aku mengenal gadis yang akan jadi mangsaku…hehehe..apaan coba… bila aku sudah naksir dengan cewek maka aku gak akan membiarkan waktu berlalu tanpa melakukan aksi. Mulai sejak itu aku melakukan pendekatan. Hampir tiap menit aku sms dia. Dan smsku selalu disambut dengan hangat. Merasa di beri angin akupun semakin bersemangat beraksi. Aku menelpon dia sampai akhirnya aku berhasil mengajak dia jalan. Aku hanya butuh waktu tiga hari untuk mengatakan cinta pada Echa yang pada akhirnya Echa pun menerima cintaku. Yeah…semenjak jadian akupun disibukkan dengan profesi baruku..ngojek..hehehe…menjemputnya pulang sekolah, mengantar kemana dia minta…dan aku juga sering membawanya mampir kerumah.
Dirumah, aku Cuma tinggal berdua dengan kakakku. Kakakku sudah bekerja dan bekerja dari pagi sampai sore. Sehingga dari pulang sekolah aku cuma sendirian dirumah. Maka dari itu aku sering mengajak Echa kerumahku.
Hari itu aku janji sama Echa kalau aku akan menjemputnya sepulang sekolah. Kebetulan hari itu ada acara disekolahku sehingga aku pulang lebih awal. Pukul 12.45 aku sudah menunggui Echa di depan sekolahnya. Tidak lama aku menuggu, aku melihat siswa-siswi SMP keluar dari gerbang sekolah dan dari kerumunan aku melihat Echa. Echa langsung melambaikan tangan dan melemparkan senyum termanisnya kearahku. Aku pun membalas lambaian tangannya dan memberikann senyuman dengan senyuman yang tak kalah manisnya.
“sudah lama nunggunya..?” tanyanya ketika sampai di dekatku.
“nggak kok, yuk naik..” jawabku lembut. Kemudian menyuruhnya naik ke motorku. Kami pun berdua langsung meluncur kerumahku.
Sesampai dirumah, aku langsung mengajak Echa masuk ke kamarku. Echa pun tak canggung lagi masuk ke kamarku karena ia sudah terbiasa masuk ke kamarku. Karena setiap aku ajak kerumahku, aku selalau mengajaknya masuk ke kamarku. Di kamarku ini kami sering berciuman, berpelukan, dan bahkan pernah membuka baju dan branya. Waktu itu aku juga mencoba membuka celananya tapi Echa menolak. Namun bukan Dion namaku kalau aku menyerah begitu saja sampai aku mendapatkan apa yang aku inginkan.
Hari ini misiku adalah melucuti celananya…nyami…
“Cha, sini dong..” aku memanggil Echa yang lagi asyik melihat koleksi komikku.
“Bentar” jawabannya cuek sambil terus melihat-lihat koleksi komikku. Aku yang sudah gak sabar segera menghampirinya.
“lebih penting komik ya dari pada aku..?” tanyaku sambil memegang bahunya dari belakang.
“bukannya gitu sayank…lebih penting ayank dong..” katanya seraya berdiri..
Aku langsung memeluknya dari belakang lalu kuciumi lehernya yang putih bersih.
“eehmmm..ayank, geli tau..” katanya sambil menggeliat kegelian..
Gak Cuma sampai disitu. Aku juga meremas payudara mungiilnya dari belakang.
“Cha, bajunya dibuka ya sayank…?” bisikku. Echa mengangguk pelan mengiyakan.. tanpa buang-buang waktu, aku segera melepas baju seragam Echa, kemudian aku melepas pengait branya. Bibirku masih menempel di leher Echa. Lalu turun menyusuri tengkuk dan punggungnya. Lalu aku memulai menjilati tubuh bagian belakangnya. Tubuh Echa menggeliat kenikmati.
“Eemmhh…achh…sayank, geli…” rintih Echa. Aku tidak memperdulikan rintihan Echa lagi, aku terus melancarkan aksiku. Kubalikkan tubuh mungil Echa, terlihat olehku sepasang payudara mungil yang indah dan ranum. Kujilati payudaranya dan ku hisap puting susunya. Echa mendesah kenikmatan dan menggeliat semakin menjadi.
“Aaaaccchhh…….aaahhh…terus yank…hisap terus..eeemh..’ desah echa sambil meremas rambutku. Aku terus menikmati sepasang payudara ranum didepan mataku…ciuman dan jilatanku terus turun ke perut. Kemudian aku mencoba membuka pengait roknya, tapi Echa mencegahnya dengan menangkap tanganku.
“jangan sayank..Echa takut..”
"Takut kenapa..?" tanyaku.
“echa takut hamil, Echa kan masih SMP, kalau Echa hamil gimana.?” Katanya polos.
“sayank, gak usah takut, sayank gak bakal hamil kok..kalaupun Echa hamil aku pasti tanggung jawab kok..” kataku meyakinkannya.
“bohong..!!!” ucapnya sambil menatapku tajam.
“sayank masih belum percaya sama aku..?” tanyaku. Echa hanya diam dan menundukkan kepalanya
“Sayank, aku benar-benar sayang sama kamu. Aku rela ngelakuin apa aja demi kamu. Apa kamu juga sayang a sama aku.? Tanyaku lagi.
“sayang banget, Echa benar-benar sayang sama ayank..”
“kalau gitu ayank juga mau kan ngelakuin apa aja buat aku.?”
Echa hanya menjawab dengan anggukan kecil. Aku tersenyum menatapnya, kemudian aku mengecup bibir tipisnya, sambil meremas payudaranya. Dan sekali lagi aku mencoba melepas pengait roknya sambil terus melumat bibirnya. Kali ini Echa diam, dia gak mencoba mencegahku. Setelah aku melepaskan roknya lalu aku melepaskan celana dalamnya. Dadaku langsung berdegup kencang saat melihat memek Echa yang hanya dihiasi bulu-bulu tipis. Aku mengarahkan tanganku ke memek Echa lalu kuelus-elus memeknya..
“eemmh….geli banget yank…aaaahh….
Aku terus menggosokkan jariku di memek Echa sambil menciumi lehernya..
Echa memintaku untuk melepa semua pakaianku..tampa diminta dua kali aku langsung melepas semua pakaianku. Echa sempat kaget melihat ukuran penisku yang lumayan besar. Awalnya Echa takut untuk memegang penisku, maklum lah ini pertama kali buat dia. Kuambil tangannya lalu kuarahkan ke penisku.
“pegang aja sayank” kataku.
Echa pun memegang penisku dengan perasaan malu-malu terlihat pada wajahnya yang memerah. Aku kembali melumat bibir Echa dan mengelus-elus memeknya sambil merasakan nikmatnya penisku yang di elus Echa.
“Eemmm…eemmmmhhh…” echa mendesah tertahan…
Kurasakan memek echa mulai basah. Aku yang sudah gak sabar langsung menggendongnya dan merebahkan tubuh Echa diatas kasur. Aku kembali dengan ganas menciumi bibirnya. Echa pun kini mulai berani meremas dan mengocok penisku tanpa harus di komandoi.
“aaahhh…” aku mendesah kenikmatan “ terus yank..enak banget..”
Echa pun semakin liar. Kini ia leher dan dadaku. Kali ini Echa benar-benar membuat aku kenikmatan.
“emh..terus yank..eemh…, ayank jilatin juga dong penisku..” pintaku di selah desahanku.
Echa terus menjilati dadaku yang perlahan lahan turun ke perut dan akhirnya turun ke penisku. Echa mulai menjilati ujung penisku, kemudian batang penisku..kemudian echa memasukkan penisku ke dalam mulutnya sambil memainkan lidahnya pada penisku.
“aaahhhk..yank..enak banget ..terus..aaahh..ahh..” desahku..
Echa terus mengocok penisku dengan mulutnya. tak lama kemudian tiba-tiba Echa melepaskan emutannya…
“ kenapa..?” tanyaku dengan sedikit kecewa.
“emangnya ayank doing yang pengen enak..? echa juga pengen..”
“hem… dasar. Eh yank, kok oralnya jago baget sih..? ayank udah pernah sama cowok lain ya?’ tanyaku curiga.
“yee..sembarangan..nggak lah…echa pernah liat video di HPnya kakak..hehehe..” jawabnya sambil tersenyum centil…
“huuu dasar, ayank malu-malu mau nih…” kataku sambil mencubit hidungnya.
“hehehe..ayank, echa pengen ngerasain memek echa dijilatin kayak di video itu” pintanya manja. Aku hanya tersenyum. Aku membaringkan tubuhnya dan kurenggangkan kedua pahanya. Aku pun mulai menjilati memek Echa. Ku mainkan lidahku di klitorisnya.
“aaaachh…Emhh…terus yank..oouh…nikmat banget..” echa mendesah dan menggeliat sambil meremas payudaranya sendiri.
“eeemmhhh..ayank..oouh..enak yank..aahh..ah..” Echa terus mendesah sambil mengangkat pinggulnya. Echja menekan kepalaku ke memeknya sambil meremas rambutku dengan tangan kanannya. Sedangkan tangan kirinya masih terus meremas payudaranya sendiri, aku tyerus memainkan lidahku di memek Echa, sesekali aku menusukkkan lidahku ke lubang memeknya.
“aaahhh…aahhh..ayank..echa ga kuat…emhh…”
“yank, aku masukkan penisku ya?’tanyaku penuh harap.
Echa mengangguk tanda setuju.
Aku langsung mengambil posisi untuk memasukkan penisku ke memeknya. Kusukkan penisku ke lubang memeknya.
“aaahhkk..sakit yank, pelan-pelan…” rintih echa sambil memegang pinggangku. Aku terus mendorong penisku masuk ke lubang memeknya.
“aaaaahhhhkhh…sakit yank, sakit banget..” jerit Echa..
“tahan ya yank, sakitnya cuma sebentar kok..” kataku meyakinkannya. Aku menarik penisku kemudian mendorongnya kembali masuk ke memeknya. Kali ini kusentakkan penisku dengan keras .
“aaahhhkkk..udah yank, sakit banget.” Echa menjerit kesakitan. Kini penisku sudah amblas seutuhnya ke dalam memek Echa. Aku langsung melumat bibir Echa untuk meredamkan suaranya dan menenangkannya. Aku terus melumat bibirnya sampai Echa mulai tenang dan membalas lumatanku..
Dengan pelan aku mulai memaju mmundurkan penisku.
“eemmhhh…eemmmhh…” echa mulai mendesah tertahan. Aku melepaskan lumatan bibirku. Aku kini focus pada penisku. Aku memaju mundurkan penisku. Semakin lama semakin cepat.
“Eeemmmhh..ayank…terus..”
Kini echa mulai mendesah kenikmatan..
“aaahhh…udah gak sakit lagi kan..? “ tanyaku sambil terus mengocok penisku di dalam memeknya.
“aaahhh…yank..eemmhhh..sekarang enak banget yank…oouuh…” ujarnya di selah desahannya.
Aku mencabut penisku dan membalikkan tubuhnya Echa. Lalu kuangkat pantatnya. Aku melihat ada bercak darah di memek Echa. Tapi aku sudah tidak memperdulikannya lagi. Aku mulai memasukkan lagi peniskuy ke memek Echa dari belakang.
“oouuuhhh…yank…masukin terus…aahhh…”
Aku kembali mengocok penisku di dalam memek Echa..
“ooouuh…ayank, memek ayank enak banget..” kataku pelan..
“eeemmmhhh…penis ayank juga enak banget di memek Echa..ooouuh…terus yank…aahhh…” desahan echa semakin liar membuat aku semakin menggila.
“aahhh..ayank Echa mau keluar..oouuuhhh…aaahh…aaahhh..ayank, echa kelaur…aaaaahhhhh…
“keluarin aja yank”
Tubuh echa mengejang, tangannya mencengkram spay kasur. Aku terus mengocok penisku di dalam memek Echa. Desahan echa kini melemah..mungkin dia kelelahan. Tapi aku belum sampai klimaks. Aku terus menggerakkan pinggulku sampai akhirnya aku merasakan tubuhku menegang seperti ada yang mau keluar dari penisku.
“aahhh…yank enak banget..aku mau keluar yank..aaahhh”
“eeemmmhhh…jangan dikeluarin di dalam yank…,echa takut hamil…eeemmmhhh” ujarnya disela-sela desahannya.
Aku gak menghiraukan omongan echa. Aku terus menggenjot penisku sampai akhirnya aku mengeluarkan spermaku di dalam memek Echa. Echa kaget dan langsung mencabut penisku dari memeknya. Jadi sebagian spermaku keluar dan sudah muncrat mengenai pantatnya..
“ayank..kok dikeluarin di dalam sih..kalau echa hamil gimana?” ujarnya dengan nada menyesalkan kelakuanku.
“habis enak banget sih..rasanya nggak mau dicabut. Hehehe..” kataku sambil merebahkan badanku disampingnya. Kemudian kupeluk tubuh mungilnya lalu kukecup keningnya..
“ayank, nggak usah taku..kalau ayank hamil aku pasti tanggung jawab kok.” Rayuku menenangkannya.
“janji ya?”
“iya, aku janji” jawabku meyakinkannya.
Semenjak kejadian itu kami sering melakukannya lagi. Dan hubunganku dengan echa terus berlanjut sampai aku lulus SMA dan sekarang Echa sudah kelas 3 SMA.